menginjakan kaki di kampus kuning ini. tiada niatan sama sekali bagi saya untuk memasuki dunia dakwah. dalam pandangan saya, hidup dalam dunia yang semacam itu mengerikan lagi menakutkan. bukan hal yang aneh kalau pandangan saya terhadap dunia ini terlampau berlebihan, sebab banyak orang yang saya temui berpenampilan aneh, ada yang pakai jubah, pakai jenggot, bahkan terkesan orang yang mengerikan.
H+14. ya, kira-kira diminggu kedua kuliah di kampus ini, seorang teman mengajak saya untuk masuk ke dalam sebuah organisasi yang menyeramkan (dalam pandangan saya waktu itu). hal yang terbersit dalam kepala ini saat mendengar kata LDK/LDF pasti tiap hari kerjanya cuma ngaji, ngaji, dan ngaji. ya, memang itu suatu wajibat yang akkan pernah tinggal bagi seorang mujahid kampus. tapi, paksaan itu semakin besar, tanpa saya sadari setelah bermenit-menit mendengar penjelasan dari kadept. densus (nama dapertemen), akhirnya dengan sendirinya tangan saya menulis biodata di sebuah laptop milik kakak yang menjelaskan. saya sebenarnya tidak begitu rela menjerumuskan diri ini dalam dakwah kampus, tapi seolah ada suatu hal yang memksa saya baik dalam diri maupun dari luar. al hasil, selesai juga lah pendaftaran hai itu.
saya tidak habis pikir kenapa saya mau ikut dalam hal ini yang sebenarnya bertenangan dengan pandangan saya (saat itu), mungkin karena Allah memang sudah memberikan hidayahNya saat itu untuk menjadikan saya seorang yang mengenal siapa Tuhannya.
tiba diacara LDO (latihan dasar), dengan sendirinya, tanpa tujuan yang jelas kaki ini melangkah ke arah pertemuan. saat itu, diri ini yakin ada hal yang menarik di dunia dakwah tetapi saya masih belum tahu apa itu ?. hanya tuntunan ridho Ilahilah yang membuat saya terus bergerak mendekati dunia dakwah.
rangkaian-rangkaian acara terus saya lewati dengan sedikit keterpaksaan namun mulai timbul kedamaian untuk menjadi seorang muslim sejati. tak pernah disangka, disana lah langkah dakwah ini dimulai ..............^_^
minggu-minggu selanjutnya gilirang bertemu dengan seorang TUTOR yang memberikan pembelakan untuk menjadi muslim sejati. rasa keterpksaan juga masih meraja lela dalam diri ini setiap kali kaki ini melangkah ke arah yang benar, namun, lagi lagi kaki ini tetap melangkah untuk melawan keterpaksaan yang terus menggebu-gebu. rasa awal yang ketika saya bertemu dengan kelompok tarbiyah yakni MALU
MALU karena tidak bisa BACA AL-QURAN
MALU karena tidak bisa TAUSIYAH
MALU karena dalam umur yang sudah terlampau dewasa ini sikap masih seperti anak kecil yan tak mengerti apa.
begitupun dengan perteman kedua. rasa malu ini terusmembayangi karena tidak bisa apa-apa. namun, SEKALI LAGI ALLAH SWT memberikan hidayahNya karena telah menjerumuskan saya kedalam dunia yang kejam ini. rasa malu yang say terima setiap pertemuan karena tidak bisa baca al-quran bukan menjatuhkan saya untuk tidak datang ke pertemuan selanjutnya, melaikan memaksa diri ini untuk terus belajar islam khusunya al-quran.
mulailah dimalam itu, program baca al-quran saya galakkan setiap habis sholat maghrib dan subuh. mulai dari lima ayat per sholat, naik lagi menjadi 10 ayat per ssholat, sampai akhirnya sehalaman per sholat bahkan sampai satu lembar perhari.
saat itu, tiap kali pertemuan, tidak ada kali rasa malu tidak bisa baca al-quran. dan sejak saat itu, mulai lah terbuka gerbang untuk bergerk dalam jalan Islam mengikuti langkah-langkah pendahulu.
bergeraj di jalan ni bukanlah semulus bermain seluncuran. berkali-kali saya jatuh dan bangun lagi. berkali pula keimanan ini luntur lalu naik lagi. beragam pula gangguan dari luar yang selalu mengintai untuk melepaskan saya dalam ddunia ini. tapi sekali lagi ALLAH SWT selalu menjaga saya untuk terus Istiqomah di jalanNya....
tahun demi tahun saya lalui dalam suasana dakwah dalam keterpaksaan, tapi mulai memunculkan kesenangan karena telah memahami Islam lebih dalam. sampai akhirnya pada semester 4, saya putuskan diri saya untuk sap terjun di dunia dakwah, untuk siap terjuna ke dalam dunia islam dan akan terus berjihad atas nama Allah SWT. walau banyak hal yang harus dikorbankan, namun, tiap detik hidup ini telah diisi dengan mengingat Allah SWT.
meninggalkan perintahNya sama halnya dengan mencari murkanya.
Jalan ini bukanlah jalan yang terpaksa saya ambil, namun jalan yang sebenarnya telah dgariskan untuk segenap umat muslim. mengenal Allah bukan sesekali, bukan juga kadang-kadang, namun setiap saat. karena tiada daya serta upaya tanpa pertolonganNya.
saat kau merasa bahagia, sesungguhnya kau haarus tahu, Siapa yang memberi mu kebahagiaan ??
H+14. ya, kira-kira diminggu kedua kuliah di kampus ini, seorang teman mengajak saya untuk masuk ke dalam sebuah organisasi yang menyeramkan (dalam pandangan saya waktu itu). hal yang terbersit dalam kepala ini saat mendengar kata LDK/LDF pasti tiap hari kerjanya cuma ngaji, ngaji, dan ngaji. ya, memang itu suatu wajibat yang akkan pernah tinggal bagi seorang mujahid kampus. tapi, paksaan itu semakin besar, tanpa saya sadari setelah bermenit-menit mendengar penjelasan dari kadept. densus (nama dapertemen), akhirnya dengan sendirinya tangan saya menulis biodata di sebuah laptop milik kakak yang menjelaskan. saya sebenarnya tidak begitu rela menjerumuskan diri ini dalam dakwah kampus, tapi seolah ada suatu hal yang memksa saya baik dalam diri maupun dari luar. al hasil, selesai juga lah pendaftaran hai itu.
saya tidak habis pikir kenapa saya mau ikut dalam hal ini yang sebenarnya bertenangan dengan pandangan saya (saat itu), mungkin karena Allah memang sudah memberikan hidayahNya saat itu untuk menjadikan saya seorang yang mengenal siapa Tuhannya.
tiba diacara LDO (latihan dasar), dengan sendirinya, tanpa tujuan yang jelas kaki ini melangkah ke arah pertemuan. saat itu, diri ini yakin ada hal yang menarik di dunia dakwah tetapi saya masih belum tahu apa itu ?. hanya tuntunan ridho Ilahilah yang membuat saya terus bergerak mendekati dunia dakwah.
rangkaian-rangkaian acara terus saya lewati dengan sedikit keterpaksaan namun mulai timbul kedamaian untuk menjadi seorang muslim sejati. tak pernah disangka, disana lah langkah dakwah ini dimulai ..............^_^
minggu-minggu selanjutnya gilirang bertemu dengan seorang TUTOR yang memberikan pembelakan untuk menjadi muslim sejati. rasa keterpksaan juga masih meraja lela dalam diri ini setiap kali kaki ini melangkah ke arah yang benar, namun, lagi lagi kaki ini tetap melangkah untuk melawan keterpaksaan yang terus menggebu-gebu. rasa awal yang ketika saya bertemu dengan kelompok tarbiyah yakni MALU
MALU karena tidak bisa BACA AL-QURAN
MALU karena tidak bisa TAUSIYAH
MALU karena dalam umur yang sudah terlampau dewasa ini sikap masih seperti anak kecil yan tak mengerti apa.
begitupun dengan perteman kedua. rasa malu ini terusmembayangi karena tidak bisa apa-apa. namun, SEKALI LAGI ALLAH SWT memberikan hidayahNya karena telah menjerumuskan saya kedalam dunia yang kejam ini. rasa malu yang say terima setiap pertemuan karena tidak bisa baca al-quran bukan menjatuhkan saya untuk tidak datang ke pertemuan selanjutnya, melaikan memaksa diri ini untuk terus belajar islam khusunya al-quran.
mulailah dimalam itu, program baca al-quran saya galakkan setiap habis sholat maghrib dan subuh. mulai dari lima ayat per sholat, naik lagi menjadi 10 ayat per ssholat, sampai akhirnya sehalaman per sholat bahkan sampai satu lembar perhari.
saat itu, tiap kali pertemuan, tidak ada kali rasa malu tidak bisa baca al-quran. dan sejak saat itu, mulai lah terbuka gerbang untuk bergerk dalam jalan Islam mengikuti langkah-langkah pendahulu.
bergeraj di jalan ni bukanlah semulus bermain seluncuran. berkali-kali saya jatuh dan bangun lagi. berkali pula keimanan ini luntur lalu naik lagi. beragam pula gangguan dari luar yang selalu mengintai untuk melepaskan saya dalam ddunia ini. tapi sekali lagi ALLAH SWT selalu menjaga saya untuk terus Istiqomah di jalanNya....
tahun demi tahun saya lalui dalam suasana dakwah dalam keterpaksaan, tapi mulai memunculkan kesenangan karena telah memahami Islam lebih dalam. sampai akhirnya pada semester 4, saya putuskan diri saya untuk sap terjun di dunia dakwah, untuk siap terjuna ke dalam dunia islam dan akan terus berjihad atas nama Allah SWT. walau banyak hal yang harus dikorbankan, namun, tiap detik hidup ini telah diisi dengan mengingat Allah SWT.
meninggalkan perintahNya sama halnya dengan mencari murkanya.
Jalan ini bukanlah jalan yang terpaksa saya ambil, namun jalan yang sebenarnya telah dgariskan untuk segenap umat muslim. mengenal Allah bukan sesekali, bukan juga kadang-kadang, namun setiap saat. karena tiada daya serta upaya tanpa pertolonganNya.
saat kau merasa bahagia, sesungguhnya kau haarus tahu, Siapa yang memberi mu kebahagiaan ??
0 komentar:
Posting Komentar